gadis lugu Kamis, 21 Februari 2008

Parti, seorang gadis desa asal Semarang yang lugu itu, hendak merantau ke Jakarta . Sebelum berangkat ibunya mengingatkan padanya, "Nduk ... kalau kamu ke kota dan kebetulan dapat jodoh di sana, yang harus kamu perhatikan, Pertama, carilah pasangan yang setia, Kedua, Calon suami kamu harus orang yang hemat, Ketiga calon kamu itu harus perjaka ting-ting."

Berangkatlah Parti ke Jakarta dan beberapa bulan kemudian dia kembali ke desanya dengan menggandeng Yusuf Bin Sanusi, pemuda asal Betawi untuk meminta doa restu untuk menikah.

'Mbok.., saya sudah ketemu jodoh saya, dengan syarat seperti yang Sampeyan inginkan," ungkap Parti.

'Waktu itu kami berjalan-jalan keliling kota . Dia selalu saja menggandeng saya dengan mesra, bukankah itu tanda pasangan yang setia Mbok ne?."
Si Mbok mangut-mangut. "Kemudian karena kemalaman dan hujan kami mencari tempat berteduh dan menginap. Mas Ucup bilang, "Ti kita nginap saja di hotel, untuk menghemat biaya bagaimana kalau kita hanya menyewa 1 kamar saja, bukankah pacar saya orangnya hemat Mbok?," cerita parti berbunga-bunga.

Untuk kedua kali simbok mangut-mangut. "Dan akhirnya Mbok.., saya tahu kalau pacar saya itu masih perjaka ting-ting." Langsung si Mbok mendelik, "Dari mana kamu tahu bahwa dia masih perjaka ting-ting?".

Parti langsung menjawab, "Waktu saya lihat 'Niku nipun' (Anunya) masih terbungkus karet
mbok."

Sambil Roboh, Si Mbok berucap, "Duh Parti.......Itu Kondom Nduk!"

0 komentar